Menaksir Luas Daun Berdasarkan Metode Punch
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organ
yang berperan penting dalam mendukung kelangsungan hidup tanaman adalah daun.
Tanaman melakukan proses fotosintesis didaun, semakin luas permukaan daun maka
proses fotosintesis semakin besar dan hasil fotosintesis semakin banyak. pengukuran
indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun, ketepatan
dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran.
Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun, salah satunya adalah metode
punch. Metode punch merupakan cara pengukuran luas daun yang masih
konvensional. Metode ini dilakukan dengan cara membuat bulatan daun menggunakan
talat cork borer yang terbuat dari batang besi panjang bulat.
Pada praktikum ini akan
dipelajari tentang pengukuran luas daun menggunakan metode punch. Dengan menggunakan
metode ini akan diketahui berat kering bulatan
daun dan sisa daun berlubang, jumlah bulatan serta luas tiap bulatan sehingga
setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui luas daunnya. Metode ini termasuk dalam metode destruktif karena
diperlukan pengerusakan organ dari tanaman.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari praktikum pengukuran luas daun menggunakan metode punch, yaitu:
a.
Agar dapat mempelajari
dan memahami perbedaan metode pengukuran luas daun antara metode punch dengan
metode lainnya
b.
Agar mahasiswa dapat
melakukan atau mempraktekan pengukuran luas daun menggunakan metode punch
2.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kekurangan dan
Kelebihan Metode Punch
Pengukuran
luas daun dengan menggunakan metode
punch hanya berbatas. Biasanya digunakan pada tipe atau struktur daun yang
lembut sehingga mudah untuk dilubangi dengan cork borer. Selain itu, dalam
metode ini diperlukan pengovenan untuk mendapatkan bobot kering bulatan daun dan
sisa daun berlubang sehingga hasil pengukuran luas daun tidak dapat diketahui
saat itu juga. Karena waktu pengovenannya cukup lama, yaitu 2 x 24 jam dengan
suhu 850C dan kemudian baru dilakukan perhitungan luas daun. Metode ini juga memerlukan ketelitian dan kesabaran
karena dalam pelubangan daun sangat tipis sehingga mudah rusak dan mempengaruhi
hasil dari perhitungan. (Anonymous, 2014)
Sedangkan
untuk kelebihannya, pelaksanaan metode punch lebih teratur karena dilakukan
secara merata dan lebih sederhana karena menggunakan alat-alat yang sederhana.
Metode punch juga digunakan dalam penafsiran kadar stomata
dengan pembuatan lempengan- lempengan daun (leaf disk) kemudian dimasukan
dimasukan kedalam alat injeksi seperti suntikan lalu dikeluarkan pada air yang
mengandung CO2 sehingga jika daun melayang mengindikasikan kandungan
stomata tinggi(biomanual,2013)
3.
BAHAN
DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat
a.
Cork borer : untuk melubangi daun
b.
Oven : untuk mengoven daun sehingga
didapatkan bobot kering
c.
Amplop : sebagai wadah daun ketia dioven
d.
Timbangan analitik :
untuk menimbang berat kering daun
e.
Kamera :untuk dokumentasi
Bahan
a.
Daun sawi : sebagai bahan pengamatan metode punch
3.2 Cara Kerja
Menyiapkan alat
dan bahan
Daun sawi yang
membuka sempurna dilubangi dengan cork borer
Hitung jumlah
bulatan yang sudah dihasilkan
Masukkan
ke dalam amplop
(pisahkan antara
bulatan daun dengan sisa daun terlubang)
Oven selama 2 x
24 jam dengan suhu 850C
Setelah 2 x 24
jam, timbang berat kering
Hitung
luas daun
3.3 Analisa Perlakuan
Dalam
metode ini bahan yang digunakan adalah daun sawi sebanyak 2 tanaman.
Masing-masing tanaman diambil 7 sampel daun. Daun yang digunakan adalah daun
yang telah membuka sempurna. Daun sawi tersebut secara keseluruhan dilubangi
dengan menggunakan cork borer. Kemudian dipisahkan antar bulatan daun dan sisa
daun yang berlubang. Setelah itu, hitung bulatan daun yang dihasilkan dari
tiap-tiap sampel daun. Bulatan daun dan sisa daun berlubang masing-masing dimasukkan
dalam amplop yang terpisah sehingga terdapat 14 amplop dari 2 tanaman.
Amplop-amplop tersebut dimasukkan ke dalam oven selama 2 x 24 jam dengan suhu
850C. Pengovenan ini bertujuan untuk mendapatkan berat kering daun. Setelah
2 x 24 jam, sampel daun dikeluarkan dan ditimbang sehingga diperoleh berat
kering. Berat kering ini digunakan untuk melakukan perhitungan luas daun.
4.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil + Dokumentasi
LAMPIRAN DI BAWAH
4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan Penaksiran
luas daun menggunakan metode punch menggunakan
dua tanaman sawi 7 sampel diperoleh
hasil yang berbeda-beda. Pada tanaman 1, luas daun paling kecil terdapat pada
sampel ke 1 yaitu 74,16 cm2 dengan jumlah bulatan 30 dan yang paling
besar pada sampel ke 4 yaitu 195 cm2 dngan jumlah bulatan 38.
Sedangkan pada tanaman 2, luas daun paling kecil terdapat pada sampel ke 3
yaitu 83,54 cm2 dengan jumlah bulatan 21 dan yang paling besar pada
sampel ke 4 yaitu 169,33 cm2 dengan jumlah bulatan 25.
Semakin
banyak jumlah bulatan, tidak selalu menunjukkan semakin luas pula daun
tersebut. Hal ini tergantung pada luas tiap bulatan karena hasil perhitungan
dari berat kering bulatan, berat kering sisa daun berlubang dan jumlah bulatan
akan dikalikan dengan luas tiap bulatan. Berdasarkan hasil praktikum, jumlah
bulatan yang sedikit tetapi luas tiap bulatannya besar maka luas daunnya pun
juga akan besar. Selain itu hasil
yang didapatkan juga dapat berbeda karena ada error dalam pembulatan daun
dengan cork borer karena jika bulatan tidak sempurna akan mempengaruhi berat
kering dan dihasilkan perhitungan yang berbeda
Hasil
penaksiran luas daun yang berbeda ini disebabkan oleh perbedaan luas daun yang satu
dengan luas daun yang lain. Menurut Finkedey (2005) pada
umumnya, daun yang terletak di bagian bawah lebih luas dibandingkan dengan daun
yang terletak di bagian atas atau pucuk. Perbedaan ukuran helaian daun pada
tanaman yang sama disebabkan perbedaan tingkat perkembangan tanaman. Sedangkan
perbedan ukuran helaian daun antar tanaman dikarenakan perbedaan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan perbedaan lingkungan tumbuh.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-
praktikum yang
dilakukan menggunakan dua tanaman sawi 7 sampel. tanaman 1, luas daun
paling kecil terdapat pada sampel ke 1 yaitu 74,16 cm2 dengan jumlah
bulatan 30 dan yang paling besar pada sampel ke 4 yaitu 195 cm2
dngan jumlah bulatan 38. Sedangkan pada tanaman 2, luas daun paling kecil
terdapat pada sampel ke 3 yaitu 83,54 cm2 dengan jumlah bulatan 21
dan yang paling besar pada sampel ke 4 yaitu 169,33 cm2 dengan
jumlah bulatan 25.
-
Hasil
perhitungan luasan daun dengan menggunakan metode punch, terkadang tidak sama
dengan luasan daun sebenarnya hal ini dikarenakan perhitungan masih dikalikan
antara berat kering sisa dan disk leaf sedangkan jika ada kesalahan(error)
dalam pengambilan disk leaf maka hasil yang diperoleh akan berbeda.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum
menggunakan buku panduan praktek, ini berkaitan dengan pentingnya mata kuliah
ini sebagai penunjang penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Biomanual,2013. Cellular
Processes: Energy and Communication; PHOTOSYNTHESIS. http://media.collegeboard.com/digitalServices/pdf/ap/bio-manual/Bio_Lab5-Photosynthesis.pdf diakses tanggal 21 april 2014
Lampiran Klik Disini
0 comments:
Post a Comment