Sunday, 3 January 2016

System of rice intensification (SRI)

System of rice intensification(SRI)
Merupakan penanaman padi  yang intensif dan efisien dengan proses management system perakaran dengan berbasis pada pengelolaan : Tanah, tanaman dan Air)
SRI melakukan penanaman padi dengan menggunakan 1 bibit perlubang tanaman dengan jarak yang lebar, diIndonesia jarak tanam ideal dengan jarak 35 cm X 35 cm. manjemen dalam system ini menggunakan cara semi organic dan organic, hal ini karena penggunaan input dari luar sangat rendah atau hampir tidak ada, pupuk dapat berupa pupuk kandang atau hasil sisa dari panen. Pengendalian OPT menggunakan prinsip dari pengendalian hama terpadu sehingga meminimalkan penggunaan pestisida sintetik..
Keunggulan metode SRI 
  1. Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus)
  2. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
  3. Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hst, dan waktu panen akan lebih awal
  4. Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
  5. Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk  organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Prinsip dari pertanian dengan metode SRI ada 5 antara lain:
1.      Menggunakan bibit muda
2.      Jarak tanam yang lebar dengan bibit tunggal
3.      Mempertahankan tanah basah tapi tidak menggenang
4.      Mempertinggi soil organik
5.      Sirkulasi dalam tanah terjaga semaksimal mungkin
Pada system pertanian SRI, pengolahan lahan hampir sama dengan pengelolaan padi biasa pada tanah ditambah kapur dolomit kemudian ditambahkan bahan organic berupa pupuk kandang. Benih yang digunakan yakni benih yang diberi perlakuan perendaman dengan air garam jika benih yang direndam dengan air garam tetap tenggelam maka benih tersebut layak untuk disemaikan setelah itu dilakukan pemeraman ini bertujuan agar benih yang akan disemai tumbuh bersamaan sehingga didapat bibit yang memiliki panjang dan ukuran yang sama. kemudian tiap lubang ditanam dengan satu bibit. Dari segi pengairan system ini tidak memerlukan pengairan yang banyak hanya membutuhkan kondisi mancak-mancak/ basa namun tidak tergenang diair dengan ketinggian air 2 cm kemudian dibiarkan tanah pecah-pecah tujuannya agar terjadi sirkulasi oksigen diakar. Pemberian pemupukan pada lahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman yakni dengan melihat dari analis laboratorium atau sesuai, pada fase penanaman awal dapat dilakukan dengan pemerian bahan organic sebanyak 10ton/ha. Untuk perawatan yakni terdiri dari penyiangan gulma dengan menggunakan alat yang dinamakan weeder yang disesuaikan dengan lebar jarak tanam dan pengendalian OPT dengan pemamfaatan prisip PHT; penggunaan musuh alami dan pestisida nabati.




Related Articles

0 comments:

Post a Comment

pangestu.yuda. Powered by Blogger.