System of rice intensification (SRI)
Merupakan penanaman
padi yang intensif dan efisien dengan proses management system
perakaran dengan berbasis pada pengelolaan : Tanah, tanaman dan Air)
SRI melakukan penanaman padi
dengan menggunakan 1 bibit perlubang tanaman dengan jarak yang lebar,
diIndonesia jarak tanam ideal dengan jarak 35 cm X 35 cm. manjemen dalam system
ini menggunakan cara semi organic dan organic, hal ini karena penggunaan input
dari luar sangat rendah atau hampir tidak ada, pupuk dapat berupa pupuk kandang
atau hasil sisa dari panen. Pengendalian OPT menggunakan prinsip dari
pengendalian hama terpadu sehingga meminimalkan penggunaan pestisida sintetik..
Keunggulan
metode SRI
- Tanaman
hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air
max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan
sampai tanah retak ( Irigasi terputus)
- Hemat
biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit,
tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
- Hemat
waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hst, dan waktu panen akan lebih
awal
- Produksi
meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
- Ramah
lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan
mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme
Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Prinsip dari
pertanian dengan metode SRI ada 5 antara lain:
1.
Menggunakan bibit muda
2. Jarak tanam yang lebar
dengan bibit tunggal
3. Mempertahankan tanah
basah tapi tidak menggenang
4. Mempertinggi soil
organik
5.
Sirkulasi
dalam tanah terjaga semaksimal mungkin
Pada system pertanian SRI, pengolahan lahan hampir
sama dengan pengelolaan padi biasa pada tanah ditambah kapur dolomit kemudian
ditambahkan bahan organic berupa pupuk kandang. Benih yang digunakan yakni
benih yang diberi perlakuan perendaman dengan air garam jika benih yang
direndam dengan air garam tetap tenggelam maka benih tersebut layak untuk
disemaikan setelah itu dilakukan pemeraman ini bertujuan agar benih yang akan
disemai tumbuh bersamaan sehingga didapat bibit yang memiliki panjang dan
ukuran yang sama. kemudian tiap lubang ditanam dengan satu bibit. Dari segi
pengairan system ini tidak memerlukan pengairan yang banyak hanya membutuhkan kondisi
mancak-mancak/ basa namun tidak tergenang diair dengan ketinggian air 2 cm
kemudian dibiarkan tanah pecah-pecah tujuannya agar terjadi sirkulasi oksigen
diakar. Pemberian pemupukan pada lahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
tanaman yakni dengan melihat dari analis laboratorium atau sesuai, pada fase
penanaman awal dapat dilakukan dengan pemerian bahan organic sebanyak 10ton/ha.
Untuk perawatan yakni terdiri dari penyiangan gulma dengan menggunakan alat
yang dinamakan weeder yang disesuaikan dengan lebar jarak tanam dan
pengendalian OPT dengan pemamfaatan prisip PHT; penggunaan musuh alami dan
pestisida nabati.
0 comments:
Post a Comment