Tuesday 10 April 2012

Komunitas dan Struktur Biofisik Desa

Komunitas  Desa adalah suatu kumpulan orang-orang dalam jumlah yang banyak atau kurang dari dua ribu lima ratus orang dan membentuk kelompok-kelompok sosial yang bekerjsama untuk mencapai kepentingan atau tujuan bersama, menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama dan karenanya menghasilkan suatu kebudayaan (adat istiadat, norma dan nilai) yang dijadikan dasar bersama, sehingga membentuk suatu sistem sosial yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, baik kebutuhan untuk mengatur diri sendiri, reproduksi sendiri maupun penciptaan sendiri. Penulis memberikan gambaran kecil mengenai suatu desa di Pulau Bali, yaitu Desa Penglipuran, di kabupaten Bangli. Dari materi yang penulis peroleh dalam kegiatan perkuliahan, daerah tersebut memang bisa dikatakan pedesaan. Terbukti dengan jumlah penduduknya yang kurang dari 2500, yakni kurang lebih 750 orang. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, dan hanya sebagian kecil sebagai pegawai negeri, sehingga bisa dikatakan penduduk di desa Penglipuran masih menggantungkan hidupnya kepada pertanian. Penduduk di desa wisata ini memiliki hubungan akrab dan serba informal serta memiliki rasa kebersamaan yang erat antar warga satu dengan warga lainnya.

Struktur biofisik suatu komunitas desa dibagi menjadi dua struktur, yaitu struktur fisik dan struktur biososial, yang mana kedua struktur tersebut memiliki hubungan erat antar satu dengan yang lainnya, dan tidak dapat berdiri sendiri. Struktur fisik berkaitan erat dengan lingkungan fisik suatu desa dalam berbagai aspek, secara khusus berkaitan dengan lingkungan geografis, seperti : iklim, curah hujan, ketinggian tempat, kelembaban udara, topografi dan lain sebagainya. Desa ini berudara sejuk karena terletak 700 meter di atas permukaan laut. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 1,12 Ha. Topografi desa tersusun sedemikian rupa di mana pada daerah utama desa kedudukannya lebih tinggi demikian seterusnya menurun sampai ke hilir. Meskipun memiliki kedudukan yang berbeda-beda tetapi struktur fisik desa Penglipuran sangatlah seragam mulai dari ujung utama desa sampai ke bagian hilir desa. Selain keseragaman dalam bentuk, tetapi juga keseragaman dalam bahan, yaitu bahan tanah untuk tembok pagar, dan gerbang rumah serta atap dari bambu untuk seluruh bangunan desa. Penggunaan bambu yang cukup dominan tidaklah mengherankan karena 40% dari luas wilayahnya merupakan hutan bambu. Kemampuan mempertahankan penataan ruang dan bangunan secara tradisional di desa Penglipuran, menjadi suatu daya tarik tersendiri sehingga akhirnya tempat ini berkembang menjadi desa wisata. Kegigihan para penduduknya untuk memperjuangkan keaslian desa juga patut mendapat penghargaan,  tidak mengherankan desa Penglipuran pernah memperoleh anugerah Kalpataru.

Sedangkan struktur biososial adalah suatu struktur sosial yang berkaitan dengan faktor-faktor biologis seperti : umur, jenis kelamin, suku bangsa, dan lainnya. Desa Penglipuran, selain menjadi desa wisata, desa ini juga termasuk desa adat. Di mana desa adat itu merupakan suatu komunitas tradisional dengan fokus fungsi dalam bidang adat dan agama Hindu, dan merupakan satu kesatuan wilayah dimana para anggotanya secara bersama-sama melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaan yang ditata oleh suatu sistem budaya. Hal ini mengacu pada kelompok tradisional dengan dasar ikatan adat istiadat, dan terikat oleh adanya tiga pura utama yang disebut Kahyangan Tiga atau pura lain yang berfungsi seperti itu, yang disebut Kahyangan Desa. Desa Penglipuran ialah satu desa adat yang masih terpelihara keasliannya. Berbagai tatanan sosial dan budaya masih terlihat di berbagai sudut desa ini sehingga nuansa Bali masa lalu tampak jelas. Penduduk desa ini masih merupakan penduduk asli yang mana mereka tetap melestarikan segala kebudayaan nenek moyang sampai sekarang seiring dengan berkembangnya intensitas modernisasi di Indonesia. Para wanita selain membantu bercocok tanam, mereka juga suka menari dan membuat cinderamata. Para laki-laki sebagian besar bercocok tanam di sawah, tetapi ada juga yang bekerja sebagai Pegawai Negeri walaupun hanya sedikit.

Selain sebagai identitas, keberadaan Desa Adat Penglipuran adalah sebuah kekayaan ilmiah yang merupakan objek untuk terus dipelajari guna peningkatan pengetahuan. Banyak hal yang dapat dipelajari melalui penelitian terhadap kondisi desa, baik secara struktural maupun tatanan sosial.

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

pangestu.yuda. Powered by Blogger.