Sunday 11 November 2012

Aplikasi Pupuk Hijau Di Lahan Pertanian


         Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman/tumbuhan aau berupa sisa panen yangdibenamkan ditanah pada waktu masih hijau atau setelah  dikomposkan.
            Tujuan pemberian pupuk hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah, sehingga dapat terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
Sumber tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau adalah jenis tanaman legume karena jenis tanaman ini mengandung kadar unsur nitrogen yang relatif cukup tinggi dibandingkan tanaman non legume. Penyedian unsur hara lebih cepat karena lebih mudah terdekomposisi. Dan juga tanaman yang mengandung kadar N yang sering dijumpai Azolla piñata dan Sesbania rostrata.
Secara umum, ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau antara lain sebagai berikut :
  1. Pertumbuhannya cepat.
  2. Perakarannya dangkal, bagian atas lebat dan sekulen.
  3. Tanaman tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh baik di tanah yang miskin hara.
Tanaman yang dapat tubuh cepat sangat baik digunakan dalam perbaikan tanah, apalagi dari jenis berdaun lebar dan berakar banyak. Kadar air (kelembaban) yang di timbulkan oleh jenis tanaman tersebut akan memudahkan dan mempercepat proses penguraian.

Penggunaan pupuk hijau harus dilakukan secara tepat agar tanah dan tanaman pokok tidak dirugikan karena banyaknya bahan yang belum mengalami pelapukan. Pada tanah dengan kelembaban tinggi, proses penguraian akan lebih cepat sehingga akan semakin cepat manfaat yang diperoleh. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemupukan hijau, yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk daerah dengan curah hujan rendah, penggunaan pupuk hijau harus hati-hati. Air yang tersedia untuk tanaman berikutnya dapat digunakan oleh pupuk hijau dalam proses perombakannya sehingga akan mengakibatkan tanah menjadi ringan dan terbuka.
2.      Pembenaman pupuk hijau dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi jaringan tanaman, yaitu pada waktu sekulennya mendekati maksimum. Sebagian besar pupu hijau mendekati keadaan ini pada waktu setengah umur. Saat itu kandungan lignin dan senyawa lain masih rendah sehingga akan mudah terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai dengan perbandingan karbon dan nitrogennya relatif masih rendah. Pembenaman sebaiknya dilakukan saat banyak terjadi hujan karena akan lebih efektif dan proses dekomposisinya akan lebih cepat.
3.      Harus ada pengaturan waktu atau jadwal penanaman pupuk hijau dengan penanaman tanaman pokok berikutnya agar pertumbuhan tanaman pokok tidak terganggu.
Pengaplikasian Pemupukan hijau dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Dibenamkan didalam tanah yaitu tanaman yang masih hijau kondisinya ditutup dengan tanah  Pembenaman didalam tanah pun dilakukan dengan dua cara yaitu, tanpa pencabutan tanaman pupuk hijau atau dengan pencabutan tanaman pupuk hijau. Pembenaman tanpa pencabutan dilakukan dengan cara tanaman pupuk hijau direbahkan dan dimasukkan kedalam lubang yang sudah dibuat disamping tanaman tersebut, kemudian ditutup dengan. Sementara pembenaman dengan pencabutan tanaman harus di potong-potong terlebih dahulu, kemudian dibenamkan, jika pupuk hijau diaplikasikan dengan cara dipendam tanah harus dalam keadaan ratio C/N yang rendah hal ini disebabkan nilai C/N merupakan indicator yang mempengaruhi pelapukan bahan organic semakin rendah nilai C/N semakin cepat juga pelapukan bahan organic.
Ditebarkan dipermukaan tanah paling sering dilakukan. Kegiatan ini lebih dikenal dengan pemulsaan. Tanaman pupuk hijau dicabut dan ditebarkan disekeliling tanaman pokok sebagai mulsa. Jarak penebarannya sekitar 15 cm dari batang tanaman pokok. cara ini dapat diaplikasikan tanpa memperhatikan kadar ratio C/N tanah.
Penggunaan pupuk hijau di Indonesia

a.     Tanaman Pagar
Tanaman jenis pohon, semak (pada umumnya legum atau rerumputan) ditanam sebagai tanaman pagar yang secara periodik dipangkas. Hasil pangkasan digunakan sebagai mulsa atau dibenamkan langsung di bidang olah yang ditanaman dengan tanaman semusim, atau tanaman lain yang disenangi atau biasa ditanam petani.
b.     Tanaman Naungan
Beberapa jenis tanaman legum sering digunakan sebagai tanaman penaung pada beberapa tanaman perkebunan, seperti coklat, kopi, teh, atau tanaman pekarangan.
c.      Memadukan legum pohon pada tanaman perkebunan
Beberapa sistem usaha tani tradisional yang memadukan legum pohon dan tanaman perkebunan hal ini dapat mencegah perembesan langsung air hujan ketanah dan mencegah pengupan bahan organik
d.     Pemberoan Terkendali
Tanaman jenis legum semak disebar di antara tanaman pangan segera setelah tanaman pangan, dan pada musim kemarau tanaman legum dipangkas digunakan sebagai mulsa atau dibenamkan langsung ke tanah.
e.     Mulsa Hidup
Di bawah larikan tanaman semusim, misalnya tanaman jagung disebar benih tanaman penutup tanah yang mempunyai pertumbuhan rendah dan rapat (rerumputan atau legum), larikan mulsa hidup dibuang atau dipotong pada saat tanaman pangan akan ditanam, sehingga pengolahan tanah dapat dikurangi bahkan tanpa olah tanah.

Beberapa Praktek Pemanfaatan Tanaman Pupuk Hijau (Sutanto, 2002)
a.     Benih Pupuk hijau ditanam bersama-sama degan tanaman utama.
b.     Benih pupuk hijau ditanam, setelah dipanen dimanfaatkan untuk kompos bersama-sama dengan limbah tanaman lain daripada hanya sekedar melaksanakan pengolahan tanah. Dengan cara ini tanah tidak ditanami terlebih dahulu sampai pupuk hijau yang dibenam dan tercampur tanah terdekomposisi, kemudian segera setelah bahan organik terdekomposisi baru dilakukan penanaman.
c.      Tanaman pupuk hijau dipanen dan dibenam di petak lain. Tiga sampai empat kali panen akan mampu menggantikan bahan yang dipanen dari lahan tersebut. Sisa perakaran memperkaya kandungan bahan organik lahan yang pertama dipanen.
d.     Bibit turi dapat ditanam di bagian tepi atau pematang sawah, setelah 3-4 bulan tanaman harus dipotong atau dipangkas dan daunnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk hijau.
e.     Daun tanaman pupuk hijau, semak atau ranting dapat digunakan untuk pupuk hijau di tanah sawah. Penggunaannya dilakukan saat pengolahan dan pelumpuran.
Tanaman legum seperti kacang babi, kedelai, kacang tunggak dapat dimanfaatkan dalam pergiliran tanaman tanpa menyebabkan kehilangan produksi tanaman serealia dan tanaman komersial lainnya. Dalam waktu 4-6 minggu tanaman mampu 

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

pangestu.yuda. Powered by Blogger.