Wednesday 6 April 2016

Aktivasi Enzim




Ilmu pengetahuan mengidentifikasi aktivitas enzim dalam tubuh makhluk hidup sebagai senyawa organik dengan fungsi katalis yang dihasilkan sel dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja atau aktivitas enzim berlangsung di dalam sel dan hanya sebagian kecil yang bekerja di luar sel.

Enzim menekan energi aktivasi dengan mengatalisasi reaksi dan meningkatkan kecepatan proses metabolisme. Bayangkan, reaksi fosfat dekarboksilase, jika tidak dikatalisasi oleh enzim orotidina 5, memerlukan waktu 78 juta tahun untuk mengubah 50% substrat menjadi produk. Namun, dengan adanya enzim tersebut, proses hanya berlangsung 25 milidetik.

Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler, misalnya enzim katalase yang berfungsi memecah senyawa-senyawa berbahaya. Sementara enzim yang bekerja di luar sel, disebut enzim ekstraseluler. Enzim-enzim tersebut mengendalikan reaksi biokimia, seperti respirasi, pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis, pencernaan, dan lain-lain.
Jenis Enzim dan Aktivitas Enzim


Ada beberapa jenis enzim yang dikenal, di antaranya sebagai berikut.
1. Aktivitas Enzim - Hidrolase

Hidrolase adalah enzim yang memerlukan bantuan air dalam proses menguraikan zat. Enzim ini bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis.

a. Karbohidrase adalah enzim yang menguraikan karbohidrat, misalnya:

    enzim amilase yang menguraikan amilum menjadi maltose,
    enzim maltase yang menguraikan maltosa menjadi glukosa,
    enzim ukrase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa,
    enzim laktase yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa,
    enzim selulase yang menguraikan selulosa menjadi selobiosa, dan
    enzim pektinase yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.

b. Esterase adalah golongan enzim yang berfungsi memecah ester:

    enzim lipase yang menguraikan lemak menjadi asam lemak, dan
    enzim fosfatase yang menguraikan ester menjadi asam fosfat.

c. Protease adalah enzim yang berfungsi menguraikan protein, misalnya:

    enzim peptidase yang menguraikan peptida menjadi asam amino,
    enzim gelatinase yang berfungsi menguraikan gelatin, dan
    enzim renin yang berfungsi menguraikan kasein susu.

2. Aktivitas Enzim - Oksidase dan Reduktase

Oksidase dan reduktase adalah enzim yang berperan aktif membantu proses oksidasi dan reduksi. Enzim ini bisa dikelompokkan menjadi dua.

    Dehidrogenase adalah enzim yang mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi.
    Katalase adalah enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.

3. Aktivitas Enzim - Desmolase

Desmolase adalah enzim yang memutuskan ikatan C-C, C-N, dan dapat dikelompokkan menjadi dua.

    Karboksilase, adalah enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
    Transaminase adalah enzim yang mengubah amine menjadi asam amino.

Kontrol Aktivitas Enzim

Untuk mencapai keadaan transisi dan berubah menjadi produk, substrat memerlukan tenaga yang sangat besar. Tanpa campur tangan enzim, proses tersebut memakan waktu yang sangat lama. Enzim menangkap substrat dan menekan energi aktivasi sehingga mempercepat reaksi kimia dalam sel.

Dalam aktivitas enzim, enzim menciptakan lingkungan dengan transisi terstabilisasi, terdistribusi muatan berlawanan, membentuk lintasan alternatif, dan menggiring substrat pada orientasi yang tepat untuk bereaksi.

Untuk mencapai aktivitas enzim yang optimal, beberapa enzim bekerja sendiri dan sebagian lagi memerlukan komponen tambahan berupa molekul nonprotein yang disebut kofaktor. Bentuknya bisa berupa gugus prostetik yang mengikat kuat atau berupa koenzim melepaskan diri saat reaksi kimia terjadi.

Dalam satu detik, melakukan reaksi hingga jutaan kali supaya bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Reaksi tersebut dipengaruhi oleh temperatur, asam basa, kadar garam, dan inhibitor, yaitu senyawa kompetitif yang menghalangi pengikatan substrat oleh enzim.

Aktivitas enzim di dalam tubuh makhluk hidup dikontrol sel dengan cara sebagai berikut.

    Aktivitas enzim berupa produksi enzim dikontrol berkaitan dengan respon sel terhadap lingkungan, dengan cara transkripsi dan translasi gen enzim, dan bentuk regulasinya disebut induksi atau inhibisi. Pada kasus penggunaan penisilin sebagai antibiotik, enzim beta-laktamase menginduksi hidrolis cincin beta-laktam pada penisilin dan membuat bakteri resistan terhadap penisilin.
    Membuat lintasan metabolisme beragan dalam kompartemen sel yang berbeda bisa mengkompartemenkan enzim. Misalnya, lintasan majemuk pada sitosol, retikulum endoplasma, dan aparat golgi, sekelompok enzim lainnya dalam mensintesis asam lemak.
    Inhibitor dan aktivator meregulasi enzim dengan mekanisme umpan balik untuk efisiensi dalam alokasi zat dan energi dan menghindari pembuaran produk secara berlebihan.
    Aktivitas enzim berupa regulasi enzim juga dapat dilakukan melalui modifikasi pascatranslasional, meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, polipeptida yang melakukan pembelahan rantai.
    Regulasi juga dipengaruhi oleh beberapa enzim yang teraktivasi saat beradap di lingkungan lain.

Kontrol aktivitas enzim tersebut diperlukan untuk menjaga homeostasis dan malfungsi enzim yang bisa menimbulkan penyakit dan penyimpangan genetika.
Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Seperti kita ketahui, aktivitas enzim tertentu dapat berlangsung secara maksimal dalam kondisi tertentu juga. Lalu, apa saja yang mempengaruhi aktivitas enzim? Beriklut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim atau kerja enzim.
Suhu Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu. Pada umumnya, enzim memiliki suhu optimal sama dengan suhu normal sel organisme tersebut. Biasanya, suhu optimal enzim pada hewan poikilotermik di daerah dingin lebih rendah dibandingkan enzim pada hewan homeotermik. Misalnya suhu optimal enzim pada manusia yaitu 37 Derajat Celcius dan katak suhu optimalnya adalah 25 Derajat Celcius.

Adanya kenaikan suhu optimal tersebut dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan aktivitas enzim. Setiap kenaikan suhu 10 Derajat Celcius, maka kecepatan reaksinya menjadi dua kali lipat dengan batas suhu yang wajar sehingga mempengaruhi aktivitas enzim. Hal ini juga berlaku pada anzim dan aktivitas enzim. Panas yang dihasilkan karena adanya kenaikan suhu mampu mempercepat reaksi dan menyebabkan kecepatan molekul meningkat. Hasilnya yaitu frekuensi serta daya tumbukan molekuler pun ikut meningkat sehingga mempengaruhi aktivitas enzim.

Kenaikan suhu dalam batas yang tidak normal mengakibatkan terjadinya perubahan struktur enzim (denaturasi). Enzim yang talah mengalami perubahan struktur akan kehilangan kemampuan katalisnya dan secara tidak langsung akan mempengaruhi aktivitas enzim itu sendiri. Biasanya enzim yang sudah rusak secara fisik tidak dapat lagi diperbaiki. Inilah alasan mengapa enzim lebih baik dikonsumsi pada makanan yang telah dimasak, terutama daging dan telur daripada makanan yang mentah.

Pengawasan panas pada susu dan makanan dengan bahan susu yang lain, secara signifikan dapat mengurangi penyebaran penyakit, misalnya TBC. Saat keadaan suhu kurang dari suhu optimal, aktivitas enzim akan mengalami penurunan. Aktivitas enzim masih berlangsung pada suhu kurang dari nol dan aktivitas enzim hampir berhenti pada suhu 196 Derajat Celcius.
Keasaman Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Semua enzim dan aktivitas enzim cukup peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH). Aktivitas enzim menjadi terhenti jika diperlakukan pada asam basa yang bersifat kuat sekali. Pada umunya, aktivitas enzim efketif di kisaran pH lingkungan yang sempit.

Di luar zona pH maksimal tersebut, kenaikan maupun penurunan pH mengakibatkan aktivitas enzim menurun secara cepat. Contohnya, enzim pencerna pada lambung memiliki pH optimal 2 sehingga aktivitas enzim hanya mampu bekerja saat kondisi sangat asam. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim dapat termonitor karena enzim terdiri atas protein. Jumlah muatan positif dan negatif yang ada dalam molekul protein dan bentuk dari permukaan protein sebagiannya ditentukan oleh pH.


Selain suhu dan keasaman, aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, substrat, kofaktor, dan inhibator enzim. Semoga bermanfaat!

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

pangestu.yuda. Powered by Blogger.