Thursday 30 August 2012

Consumer 3000 : Revolusi Konsumen Kelas Menengah Indonesia



Perjalanan pertumbuhan ekonomi negeri ini tampaknya kian melaju
sumringah (sekedar catatan, pertumbuhan ekonomi kita triwulan II tahun
2012 ini adalah yang tertinggi nomer dua di dunia setelah China). Batas
atau treshold pendapatan per kapita USD 3000 telah ditembus beberapa
bulan silam (kini angkanya sudah bergerak naik ke USD 3750an).

Angka Pendapatan Per Kapita USD 3000 adalah angka keramat. Sejarah
mencatat, begitu sebuah negara menembus angka itu, biasanya akan terjadi
ledakan kemakmuran yang meroket.

Yang tak kalah penting : gelindingan roda ekonomi bisnis yang terus
menderap itu melahirkan apa yang disebut sebagai revolusi konsumen kelas
menengah Indonesia. Fakta apa saja yang menggambarkan middle class
consumer revolution ini, dan apa implikasinya bagi jagat bisnis, akan
segera kita sajikan dalam hidangan Senin pagi ini.

Dalam kaitannya dengan hal diatas, kini telah terbit sebuah buku
dahsyat. Rekan saya pas jaman jadi aktivis mahasiswa dulu, Yuswohady
baru saja merulis sebuah buku yang judulnya saya ambil menjadi judul
tulisan ini : Consumer 3000 : Revolusi Konsumen Kelas Menengah
Indonesia. Eks konsultan senior MarkPlus ini dengan sangat mengesankan
mengelaborasi sejumlah fenomena yang menandai gelombang konsumen kelas
menengah Indonesia ini.

Sebelum mengulas lebih jauh tentang gelombang kelas menengah ini, ada
baiknya kita mencoba mendefine siapa saja mereka. Saya sendiri punya
definisi yang sederhana namun mungkin menggambarkan siapa itu middle
class consumer : yakni mereka yang penghasilannya berada pada angka 5
juta sd 20 juta per bulan.

Dan seiring dengan laju pertumbuhan bisnis, jumlah masyarakat yang
mempunyai pendapatan sebesar itu rasanya makin terus menanjak. Pelan
tapi pasti, golongan kelas menengah baru ini kemudian menciptakan
gelombang konsumen yang meledakkan demand pada berbagai produk bisnis.

Fenomena itu setidaknya bisa kita catat melalui tiga observasi berikut.

Fenomena yang pertama akan saya sebut sebagai : Avanza Effect. Benar,
sebutan ini merujuk pada merek mobil Toyota Avanza. Dan ini dia faktanya
: sejak diluncurkan tahun 2004 lalu, mobil ini telah terjual lebih dari
1 juta unit (bukan kebetulan kalau mobil ini juga disebut sebagai mobil
sejuta umat).

Avanza Effect adalah sebuah simbolisasi tentang ledakan konsumen
menengah baru. Tentang lahirnya gelombang para pekerja atau keluarga
muda yang untuk pertama kalinya mampu membeli sebuah mobil (lantaran
penghasilan mereka yang telah meningkat).

Tak pelak, fenonema penjualan mobil Avanza yang terus meroket itu (dan
tertinggi sepanjang sejarah otomotif di tanah air) menjadi penanda bahwa
jumlah konsumen kelas menengah terus membesar volumenya. Ledakan
penjualan Toyota Avanza hampir tidak mungkin terjadi tanpa ledakan
konsumen kelas menengah di tanah air.

Fenomena # 2 : Indomaret and Starbucks Effect. Dalam bukunya, Yuswohady
menyebut fenomena ini sebagai modern retail explosion. Ya, kini
dimana-mana kita melihat hadirnya modern outlet yang mencoba memenuhi
dahaga konsumen kelas menengah baru : mulai dari gerai Indomaret,
Alftamart, Seven Eleven, Apotik 24 Jam, Ace Hardaware, hingga Starbucks,
J-Co dan Dunkin Donats.

Dimana-mana kita melihat gerai-gerai modern tersebut terus bermunculan.
Dan ajaibnya : semua selalu ramai (dalam setiap penerbangan pagi, saya
selalu mampir ke Starbuck di Terminal 2F, dan astaga, gerainya nyaris
selalu penuh).

Sekali lagi, modern outlet explosion itu hanya bisa terjadi lantaran
gelombang konsumen kelas menengah terus bergerak dengan kecepatan yang
relatif tinggi.

Fenomena # 3 : BlackBerry and Twitter Effect. Kita sudah tahu, penjualan
Blackberry di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Kita juga
tahu, pengguna twitter dan FB di tanah air termasuk yang paling besar di
dunia. Sementara penetrasi pengguna internet di tanah air terus
melonjak; dan karenanya konsumsi bandwith meroket.

Siapa driving force dibalik semua hal diatas? Sudah pasti mereka adalah
konsumen kelas menengah Indonesia. Mereka yang punya penghasilan relatif
tinggi, berpendidikan, dan sadar akan kemajuan teknologi. Dan hampir
pasti, Anda merupakan salah satunya.

Demikianlah : tiga fenomena diatas secara serentak dan simultan menjadi
penanda hadirnya gelombang konsumen kelas menengah di republik ini.
Semuanya dibahas secara memikat di buku yang baru akan terbit bulan
depan ini. Jika terbit, buku ini layak dibaca dan dicermati isinya.

Lalu, apa implikasinya bagi Anda. Simpel saja : kalau saja Anda punya
kreativitas untuk menciptakan sebuah produk/jasa yang bisa "berselancar"
diatas gelombang konsumen kelas menengah ini, Anda pasti akan jadi
jutawan.

Sekali lagi benar kata seorang saudagar : mencari uang di negeri ini
semudah mengorek upil. Sebab milyaran uang terus dibelanjakan oleh kaum
konsumen kelas menengah baru ini, setiap hari, selama 24 jam dalam
setahun.

So, once again : be creative, then create something profitable.

Written by Yodhia Antariksa

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

pangestu.yuda. Powered by Blogger.