Showing posts with label pertanian organik. Show all posts
Showing posts with label pertanian organik. Show all posts
Sunday, 3 January 2016
Pestisida Nabati : Pestisida Dari Bawang Putih
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hama dan penyakit merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam
pelaksanaan kegiatan budidaya pertanian. Hama dan penyakit seolah telah menjadi
musuh besar bagi petani yang mana mengusahakan suatu lahan budidaya dengan
menginginkan hasil produktivitas yang tinggi dengan hasil tanaman yang baik.
Petani kerap kali mengunakan pestisida sebagai langkah awal untuk mencegah
masuknya OPT ke lahan mereka. Dengan dosis yang tidak tepat, waktu aplikasi
yang tidak memenuhi syarat, dan salah sasaran merupakan hal-hal yang tidah
disadari oleh mereka bahwa aplikasi pestisida yang demikian hanya akan
mengurangi dampak serangan OPT dalam waktu yang singkat, dan tidak bertahan
lama. Akhir-akhir ini telah banyak penelitian yang menggunakan bahan-bahan
organik sebagai bahan untuk dijadikan sebagai pestisida alami, yakni dengan
melihat kandungan yang terdapat dalam bahan tersebut. Adalah bawang putih, yang
merupakan rempah yang selalu menjadi penambah rasa bagi masakan. Baunya yang
tidak enak diduga menjadi salah satu hal yang membuat serangga mati apabila
diterapkan pestisida ini.
Pengertian Companion Planting
Pengertian Companion
Planting
Tanaman Pendamping (companion
planting) : dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai
pendamping jenis tanaman lainnya. Tujuannya untuk saling melengkapi dalam
kebutuhan fisik dan unsur hara, karena itu pemilihan tanaman perlu
diperhatikan. Misalnya tanaman yang perakarannya dalam dapat mengurangi
kepadatan tanah dan menambah kesuburan tanah dengan tambahnya bahan organik
sehingga berguna bagi tanaman pendamping yang perakarannya dangkal. Tanaman
kenikir sering dijadikan tanaman pendamping karena mempunyai akar yang
mengeluarkan senyawa tiophen yang dapat mematikan nemattoda(pracaya,2007).
Companion planting can be described as the establishment of
two or more plant species in close proximity so that some cultural benefit
(pest control, higher yield, etc.) is derived. The concept embraces a number of
strategies that increase the biodiversity of agroecosystems.(Companion
penanaman dapat digambarkan sebagai pembentukan dua atau lebih spesies tanaman
di dekat sehingga berasal beberapa keuntungan budaya (pengendalian hama, hasil
yang lebih tinggi, dll). Konsep ini mencakup sejumlah strategi yang
meningkatkan keragaman hayati di lintas agroekosistem)(kuepper et al, 2001)
System of rice intensification (SRI)
Merupakan penanaman
padi yang intensif dan efisien dengan proses management system
perakaran dengan berbasis pada pengelolaan : Tanah, tanaman dan Air)
SRI melakukan penanaman padi
dengan menggunakan 1 bibit perlubang tanaman dengan jarak yang lebar,
diIndonesia jarak tanam ideal dengan jarak 35 cm X 35 cm. manjemen dalam system
ini menggunakan cara semi organic dan organic, hal ini karena penggunaan input
dari luar sangat rendah atau hampir tidak ada, pupuk dapat berupa pupuk kandang
atau hasil sisa dari panen. Pengendalian OPT menggunakan prinsip dari
pengendalian hama terpadu sehingga meminimalkan penggunaan pestisida sintetik..
Keunggulan
metode SRI
- Tanaman
hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air
max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan
sampai tanah retak ( Irigasi terputus)
- Hemat
biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit,
tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
- Hemat
waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hst, dan waktu panen akan lebih
awal
- Produksi
meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
- Ramah
lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan
mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme
Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Prinsip dari
pertanian dengan metode SRI ada 5 antara lain:
1.
Menggunakan bibit muda
2. Jarak tanam yang lebar
dengan bibit tunggal
3. Mempertahankan tanah
basah tapi tidak menggenang
4. Mempertinggi soil
organik
5.
Sirkulasi
dalam tanah terjaga semaksimal mungkin
Pada system pertanian SRI, pengolahan lahan hampir
sama dengan pengelolaan padi biasa pada tanah ditambah kapur dolomit kemudian
ditambahkan bahan organic berupa pupuk kandang. Benih yang digunakan yakni
benih yang diberi perlakuan perendaman dengan air garam jika benih yang
direndam dengan air garam tetap tenggelam maka benih tersebut layak untuk
disemaikan setelah itu dilakukan pemeraman ini bertujuan agar benih yang akan
disemai tumbuh bersamaan sehingga didapat bibit yang memiliki panjang dan
ukuran yang sama. kemudian tiap lubang ditanam dengan satu bibit. Dari segi
pengairan system ini tidak memerlukan pengairan yang banyak hanya membutuhkan kondisi
mancak-mancak/ basa namun tidak tergenang diair dengan ketinggian air 2 cm
kemudian dibiarkan tanah pecah-pecah tujuannya agar terjadi sirkulasi oksigen
diakar. Pemberian pemupukan pada lahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
tanaman yakni dengan melihat dari analis laboratorium atau sesuai, pada fase
penanaman awal dapat dilakukan dengan pemerian bahan organic sebanyak 10ton/ha.
Untuk perawatan yakni terdiri dari penyiangan gulma dengan menggunakan alat
yang dinamakan weeder yang disesuaikan dengan lebar jarak tanam dan
pengendalian OPT dengan pemamfaatan prisip PHT; penggunaan musuh alami dan
pestisida nabati.
Permakultur
Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang
mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya
berdasarkan ekosistem alam
permakultur di artikan
sebagai sistem pertanian yang organik dan berkelanjutan didasarkan dalam
prinsip untuk membangun sebuah hutan yang bisa dimakan (a food forest).
Permakultur meniru ekosistem hutan yang alami, tetapi dimodifikasikan agar
semua jenis tananam yang ada disana dapat dimakan atau digunakan sebagai
bahan-bahan bangunan, obat-obatan dan lain-lain. Salah satu contoh penerapan
sistem permakultur adalah kebun talon. Prinsip dasar adalah penggunaan tiga
tingkat, pertama-tama adalah tingkat pohon-pohon. Biasanya pohon-pohon ini merupakan
pohon buah-buahan besar (seperti rambutan dan alpukat) dan pohon-pohon yang
bisa dipakai sebagai bahan-bahan bangunan seperti jati dan bambu. Di bawah
pohon-pohon besar itu ada jenis-jenis yang lebih kecil seperti pohon salak,
sawo dan kedondong. Pada tingkat yang paling bawah ada bermacam macam
sayur-sayuran dan obat-obatan, seperti singkong, ubi, kunyit dan jahe.
pangestu.yuda. Powered by Blogger.